Setelah lampu menyala hijau, mereka buru-buru ke pinggir dan kembali duduk-duduk di trotoar. Seorang di antaranya berlalu dari trotoar itu menuju Jl Sumatera yang terletak sekitar 100 meter dari prapatan itu. Di kawasan belakang Bandung Indah Plaza (BIP), pemuda yang mengaku bernama Sitres itu bergabung dengan komunitasnya. soal komunikasi antargrup-grup musik underground yang dilakukan via internet, dan topik-topik bahasan lain. Terdengar pula ungkapan seperti borjuis, rasis, fasis, equality, dan anarki. Menyimak topik-topik bahasan mereka yang 'berisi', nyatalah bahwa mereka bukanlah anak-anak gelandangan, meski hidup menggelandang. Rata-rata mereka cukup terpelajar. Banyak yang berasal dari keluarga kelas menengah. Eksis Sejak Tahun 1990
Kawasan belakang BIP menjadi togkrongan awal. Mulanya mereka harus melakukan adaptasi yang sulit dengan kondisi sosial sekitarnya. Saat itu, seorang berdandan punk butuh keberanian untuk tampil. Tak heran bila banyak yang mabok dulu baru berani berjalan di tengah masyarakat. Namun sebagai sebuah fashion yang juga diiringi musik dan gaya hidup baru, sosialisasi pun terjadi. Seiring makin banyaknya komunitas punk, tahun 1994 digelar konser perdana musik punk di Gedung Olahraga (GOR) Saparua dengan Turtle Junior sebagai salah satu band pionir. Sejak itu, gaung punk mulai berkibar. Hampir setiap pekan, ada saja pertunjukan musik punk di GOR itu. Studio-studio musik di Bandung pun dipenuhi antrean band-band punk yang sekedar latihan atau rekaman album indie label (tidak dijual di pasar terbuka).jumlah band dan komunitas punk saat ini tak terhitung lagi. Tapi Bandung masih menjadi kiblat punk bagi kota-kota lainnya di Indonesia, dengan band punk dan komunitas punk terbanyak di banding kota-kota lain. |
Penilaian itu dibenarkan Wale, manajer band Savor of Filth, Bandung. Perkembangan scene punk --komunitas, gerakan, musik, fanzine, dan lainnya-- paling optimal adalah di Bandung, disusul Malang, Yogyakarta, Jabotabek, Semarang, Surabaya, dan Bali. Parameternya adalah kuantitas dan kualitas aktivitas: bermusik, pembuatan fanzine (publikasi internal), movement (gerakan), distro kolektif, hingga pembuatan situs. Meski demikian, secara keseluruhan, punk di Indonesia termasuk marak. Profane Existence, sebuah fanzine asal Amerika menulis negara dengan perkembangan punk yang menempati peringkat teratas di muka Bumi adalah Indonesia dan Bulgaria. Bahwa 'Himsa', band punk asal Amerika sampai dibuat berdecak kagum menyaksikan antusiasme konser punk di Bandung. Di Inggris dan Amerika --dua negara yang disebut sebagai asal wabah punk, konser punk hanya dihadiri tak lebih seratus orang. Sedangkan di sini, konser punk bisa dihadiri ribuan orang. Musik Pemberontakan Komunitas underground ini antara lain menggeluti jenis musik punkrock, skinhead, hardcore, grind core, black metal, death metal, brutal death, dan hyper blast. Lewat musik turunan rock dan metal bertempo tinggi itu mereka memuntahkan kemarahan pada kapitalisme, militerisme, fasisme, dan rasisme, yang mereka tuding sebagai biang penindasan di atas bumi. Dalam hal bermusik ini, mereka sejalan dengan gagasan dasar untuk menolak kerjasama dengan industri rekaman musik yang dinilai sebagai mesin-mesin kapitalis untuk menghasilkan album major label. Mereka konsisten menghasilkan album indie label dengan semboyan DIY yang berarti do it your self. Independensi itu juga berlaku dalam hal publikasi. Mereka kadang reaktif terhadap publikasi pers karena khawatir diekploitasi. Pers sebagai industri, mereka anggap merupakan salah satu mesin kapitalis. Mereka memilih publikasi kegiatan, konser, hingga diskusi ide-ide lewat fanzine. Album-album indie label maupun fanzine punk itu didistribusikan lewat distro-distro kolektif yang mengambil keuntungan minimal. Distro kolektif yang juga menyediakan berbagai album punk dan fanzine asing itu juga menjajakan berbagai aksesoris punk. Distro ini sering pula berfungsi sebagai tempat tongkrongan, studio, dan markas movement. Movement punk antara lain bergerak dalam bidang lingkungan hidup, lembaga diskusi, dan aksi massa. Movement yang terkenal: Front Anti Fasis (FAF), Utopian (Bandung), Kontra Kultura (Bandung), Bakar Batas (Bandung), Libertarian (Malang), KSBK (Malang), LBK Taring Padi (Yogyakarta), Jafnus (Jakarta), Akar Jelata (Jakarta), Front Bunga Jalanan (Surabaya), dan RI Boots (Semarang). Movement ini juga melebarkan sosialisasi dengan membangun situs di internet. Sosialisasi juga dilakukan lewat radio-radio kampus. Ada pula radio-radio komersiil yang hanya tertarik memutar musik-musik punk, misalnya Radio Generasi Muda (Bandung) dan Radio Mustang (Jakarta).
|
©2000
Page Designed by Widyanto Duta NugrohoTM